Cermin - Mau kemana ? "Ngapain bos ? "
Oleh : Achmad T.
" Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui." Q.S Al-‘Ankabut (29) : 64
Tersebut lah manusia. Mahluk yang menjadi salah satu penghuni hamparan kehidupan di bumi. Lainnya ? Binatang, tumbuhan atau juga jin !! Hidup yang secara umum di artikan sebagai seluruh kegiatan mahluk bernyawa mulai terjaga hingga tidur kembali di tandai pula dengan aktifitas bernafas. Maka hidup atau tidak hidup dapat di cirikan dengan ada atau tidak nafas, selain pula pada diam dan geraknya. Muncul pertanyaan amat sederhana atas penjabaran tadi, dari mana asal kehidupan ? Atau ada apa setelah tidak hidup ? Diferensiasi atas dua pertanyaan sederhana itu akan sangat banyak, seperti: mahluk hidup berkembang biak, lantas bagaimana mahluk pertama ada ? Bumi beserta alam raya ada dengan sendirinya atau ada yang menciptakan ? Apakah kehidupan memiliki awal dan akhir ? Lantas berderet pertanyaan lainnya akan terus bermunculan atas permulaan renungan-renungan di muka.
"Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main
(tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan di kembalikan kepada Kami ?
Q.S Al-Mu’minun (23) : 115.
Sejarah menuangkan kebenarannya pada gelas waktu. Pertanyaan-pertanyaan di atas juga tidak luput dari perhatian ilmu pengetahuan di mana Ilmuwan dan para cendikia telah di gelayuti pertanyaan atas hal-hal tadi dari masa ke masa. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi instrument dalam memperteguh jawaban-jawaban yang ada. Mulai dari teori evolusi yang semakin koyak oleh banyak pembuktian faktual ilmuwan-ilmuwan sesudah teori itu muncul, hingga ideologi nafsu bentukan para filsuf congkak mewarnai upaya manusia menemukan kebenaran (baca : keyakinan) akan diri serta asal muasalnya. Mulai dari zaman yang kegiatan manusianya masih seputar kebutuhan dasar seperti makan dan bertahan hidup, sampai kini zaman yang orientasi penghuninya kian kompleks untuk tidak di sebut tamak. Demikian lalu, terus kini dan untuk kemudian.
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Q.S Az-zumar (39) : 21
Logika termasuk komponen pada manusia yang ikut memetakan arah dan tujuan-tujuan. Karena logika memiliki pola yang runtut sehingga akan menyederhanakan masalah melalui struktur pemahamannya yang terukur. Pembuktian-pembuktian harus menjadi tonggak di bentangan wilayah tanya yang semakin lebar oleh daya kritis. Segala sesuatu perlu selalu di buktikan baik secara ilmiah maupun empiris, keyakinan dan pengetahuan tentu saja akan mengekori setiap pembuktian tadi. Begitupun iman, sesuatu yang boleh jadi teramat rentan pada jiwa-jiwa manusia ini harus selalu di benamkan dalam keyakinan dan di gemburkan bersama pembuktian terhadap yang di imani.
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian di lahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. Q.S Al Mu’min (40) : 67,68
Marilah kenali. Berusaha terus menelusuri jalan-jalan menuju kebenaran. Hakikat tidak pernah dapat di jamah kebekuan berpikir dan perasaan cukup atas pengetahuan. Tengok, cermatilah. Tanpa pun perlu jauh memulai dari luar sana karena diri-diri kita sendiri adalah kesatuan rancangan pelik dari "sesuatu" yang tidak terjangkau dan bisa menjadi cermin untuk di gunakan membersihkan make up di wajah jiwa yang mulai pudar dan tak pantas. Jawaban mengenai segala sesuatunya telah ada dan silahkan di buktikan sendiri agar keyakinan tumbuh semakin kuat di dada.
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu di palingkan (dari kebenaran)? Q.S Yunus (10) : 31,32
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). Q.S Al-An’aam (6) : 104
No comments:
Post a Comment