Monday, July 30, 2007

Segera Terbit New Inspirasi

Apa kabar sobat setia Inspirasi, bagaimana kabar kalian? Tentu baik-baik saja dan sehat selalu bukan? Syukur kalau begitu. Duh kangen sekali rasanya, karena sudah lama kita tak bersua. Dan alhamdulillah setelah semua tim di keredaksian berjibaku dengan materi-materi yang masuk serta harus pintar membagi waktu antara tugas redaksi dan kuliah, akhirnya majalah Inspirasi kembali hadir ke hadapan kalian.
Kami perlu diinformasikan bahwa keterlambatan Inspirasi kali ini adalah langkah awal pembenahan guna menghasilkan karya yang lebih baik. Sehingga ke depannya bisa bermanfaat dan benar-benar sebagai media yang tepat untuk menyalurkan berbagai kritik, saran maupun informasi pada khalayak mahasiswa. Artinya, jangan sampai Inspirasi dicap sebagai milik UKM LPM BSI semata, tapi adalah wadah bersama yang siap menampung ide-ide brilian dalam rangka ikut membangun pola pikir manusia-manusia BSI (baik lembaga maupun mahasiswa) yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab.
Oleh karena itu, maka edisi kali ini Inspirasi mengangkat tentang hotspot sebagai laporan utama. Mengingat keberadaan layanan hotspot zone sudah menjadi fenomenal sehingga kita pun sebagai mahasiswa BSI yang notabene menamakan diri orang informatika harus paham. Artinya jangan sampai mahasiswa BSI tidak tahu akan perkembangan teknologi mutakhir yang antara lain seperti maraknya hostspot zone ini.

Selamat membaca, agar kita tidak lagi menjadi manusia yang gagap teknologi.
Redaksi

Baca Selengkapnya...

Friday, July 20, 2007

Selamat Bro.....

Baca Selengkapnya...

Monday, July 16, 2007

Eagle Award 2007 - Lima Finalis Menyorot Kemiskinan



Jakarta - Kenyataan bahwa banyak penduduk Indonesia yang miskin dan hal itu menghalangi proses mendapatkan pendidikan tergambar dalam proposal lima finalis Eagle Awards Documentary Competition 2007.
Ajang kerja sama Metro TV dan In-Docs yang lolos sudah masuk dalam tahapan pitching forum yang dilakukan di Grand Studio Metro TV, Jumat (6/7) lalu.
Bukan hanya di daerah semacam Wonocolo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan pertambangan minyak internasional yang diangkat oleh Tedika Putri Amanda dan Kukuh Martha Afni dalam proposal yang berjudul “Gubuk Reot Terapung di Atas Minyak Internasional”, tapi juga di Jakarta, ibu kota negara, yang seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain.
Dua proposal lain mengenai kemiskinan di Jakarta diloloskan, “Under The Bridge” yang disusun Erwin Irvanus dan Dimas Wahyu Trihardjanto serta “Kepala Sekolahku Pemulung” karya Jastis Arimba dan Victor Benedict Doloksaribu. Erwin dan Dimas menyorot sebuah kehidupan di kolong jalan tol lingkar luar ke arah Bandara Soekarno-Hatta, dekat pintu tol Gedong Panjang 1, yang sebenarnya bukan masalah baru bagi Pemda DKI Jakarta.
Kehidupan penduduk yang sebagian besar pendatang memang telah banyak disorot. Namun, di tengah kesulitan itu, ada seorang penghuni, Wartiyah, seorang tukang jahit, yang memberdayakan kemampuannya untuk memperbaiki kehidupan rekan-rekannya di tempat itu. Wartiyah yang perintis di kolong jalan tersebut mengajarkan keahliannya menjahit kepada rekan-rekannya. Suaminya, yang tukang pijat, pun mengikuti jejak sang istri dengan mengajar memijat.
Lain lagi dengan “Kepala Sekolahku Pemulung” yang mengisahkan Mahmud (49), yang telah 28 tahun menjadi honorer dan tetap berharap menjadi PNS. Penghasilannya yang tidak menentu membuat ia mencari jalan lain untuk mencari penghidupan lain, menjadi seorang pemulung.

Kemiskinan
Sesungguhnya tema yang diangkat tahun ini, “Hitam Putih Indonesiaku”, tentang kemiskinan, bukan hanya menyoroti pendidikan. Dari kemiskinan, bisa timbul banyak masalah, selain pendidikan, ada pula kesehatan. Namun, dari 293 proposal yang masuk, terpilih sepuluh proposal terbaik (satu tim mengundurkan diri, Krisnasari Yudhanti dan Danang Sutasoma) yang menyoroti ketidakberdayaan masyarakat untuk menerima pendidikan layak.
Lima finalis yang dipilih para juri, Imam B Prasodjo (sosiolog), Tino Saroengallo (produser/sutradara), Retno Sahnty (penanggung jawab dokumenter Metro TV), M Abduh Azis (praktisi film), dan Joko Anwar (sutradara) akan mendapat pelatihan sekitar dua pekan sebelum terjun ke lokasi syuting pada 27 Juli—11 Agustus. Karya mereka yang akan diputar di Metro TV pada Oktober mendatang akan dinilia juri yang terdiri dari Christine Hakim, Komaruddin Hidayat, dan Riri Riza untuk memperebutkan gelar Film dengan Ide Cerita Terbaik, Film Terbaik, dan Film Favorit Pilihan Pemirsa yang akan dianugerahkan pada 27 Oktober mendatang. (mila novita)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/09/hib02.html

Baca Selengkapnya...

Tuesday, July 10, 2007

LIMA FILM TEMBUS BABAK FINAL EAGLE AWARDS




http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=41733

Metrotvnews.com, Jakarta: Kompetisi film dokumenter Eagle Awards di Metro TV telah memasuki babak final. Lima film terpilih maju ke babak final setelah menyingkirkan empat film di semifinal. Hasil ini melalui berbagai proses seleksi yang digelar di Metro TV.

Film finalis adalah Gubuk Reyot Terapung di Atas Minyak Internasional, karya Tedika Puri Amanda bersama Kukuh Martha Afni dan Saat Sang Saka Kembali Berkibar, karya Riyanto Doloksaribu bersama Niken Tia Tantina. Film lainnya adalah Under The Bridge, karya Erwin Irfanus dan Dimas Wahyu Triharyanto serta Kepala Sekolahku Pemulung, karya Jatis Arimba bersama Victor Benedict Doloksaribu.

Masuk final pula film Helper Hongkong Ngampus, karya Ani Ema Susanti dan Yuni Devi Hapsari. Pada final nanti, proses seleksi akan kembali dilakukan oleh para juri, antara lain adalah pengamat sosial Imam Prasodjo dan sineas muda Joko Anwar.(BEY)


Baca Selengkapnya...