Thursday, March 13, 2008

Laptop 5juta di Bazaar Computer JCC





Bundling Notebook Quantel

Hanya Rp. 5 juta
10.2" Widescreen, 1.2Kg, Wifi, Powersave

Gratis XL Modem, Original Windows XP, Sling Bag

Gratis Xplor Data Plan 1 GB sampai dengan 3 bulan
Internet langsung aktif!

Spek :
Prosesor : AMD LX800 - 500MHz
Memory: RAM 512MB (upgradeable to 1GB)
Hardisk: HDD 60GB
Wireless LAN 802.11b/g
10/100 Ethernet
Battery 1600mah (2hrs)
2x1.5w quality stereo speakers unit
Dimensions: 250x188x36mm
Weight: 1.2kg
Interfaces : 1xVGA, 2xUSB port, 1xPCMCIA, 1xHeadphone output, 1xMicrophone input, 1xLAN RJ45, 1xDC-in 12V, 1xDetachable battery, 1xSD/MS/MMC card reader
ISI : DUS, CHARGER, BATTERAY, KARTU GARANSI 1 TAHUN



Baca Selengkapnya...

Wednesday, March 12, 2008

Event - Photography Exhibition

Photography Exhibition & Seminar: Sawahlunto Effect
Date : 29/02/2008 - 15/03/2008
Venue : National Museum, Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta

Photography Exhibition: Sawahlunto Effect
Date: 29 February - 15 March, 2008
Photographer:Oscar Matulloh, Arbain Rambe, Yori Antar, Jay Subiakto
Curator: Asikin Hasan
Seminar: "Mendaur Ulang Sebuah Kota"
Date: 1 March 2008
Time: 9:30am - 2:00pm
Speaker: Ir. Amran Noer, Mayor of Sawahlunto, West Sumatera Province of Indonesia
All Photograpers
Rika Cherish

Keynote Speaker:
Budi A Sukada, Chairman of Indonesian Institute of Architects
Supported by:
Government of Sawahlunto City, West Sumatera Province of Indonesia
Indonesian Institute of Architects
For more information, please contact: Christine or Titi : +62 21 530 4722/530 4715

Baca Selengkapnya...

Sunday, March 9, 2008

Cermin - Mau kemana ? "Ngapain bos ? "

Oleh : Achmad T.
" Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui." Q.S Al-‘Ankabut (29) : 64
Tersebut lah manusia. Mahluk yang menjadi salah satu penghuni hamparan kehidupan di bumi. Lainnya ? Binatang, tumbuhan atau juga jin !! Hidup yang secara umum di artikan sebagai seluruh kegiatan mahluk bernyawa mulai terjaga hingga tidur kembali di tandai pula dengan aktifitas bernafas. Maka hidup atau tidak hidup dapat di cirikan dengan ada atau tidak nafas, selain pula pada diam dan geraknya. Muncul pertanyaan amat sederhana atas penjabaran tadi, dari mana asal kehidupan ? Atau ada apa setelah tidak hidup ? Diferensiasi atas dua pertanyaan sederhana itu akan sangat banyak, seperti: mahluk hidup berkembang biak, lantas bagaimana mahluk pertama ada ? Bumi beserta alam raya ada dengan sendirinya atau ada yang menciptakan ? Apakah kehidupan memiliki awal dan akhir ? Lantas berderet pertanyaan lainnya akan terus bermunculan atas permulaan renungan-renungan di muka.
"Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main
(tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan di kembalikan kepada Kami ?
Q.S Al-Mu’minun (23) : 115.
Sejarah menuangkan kebenarannya pada gelas waktu. Pertanyaan-pertanyaan di atas juga tidak luput dari perhatian ilmu pengetahuan di mana Ilmuwan dan para cendikia telah di gelayuti pertanyaan atas hal-hal tadi dari masa ke masa. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi instrument dalam memperteguh jawaban-jawaban yang ada. Mulai dari teori evolusi yang semakin koyak oleh banyak pembuktian faktual ilmuwan-ilmuwan sesudah teori itu muncul, hingga ideologi nafsu bentukan para filsuf congkak mewarnai upaya manusia menemukan kebenaran (baca : keyakinan) akan diri serta asal muasalnya. Mulai dari zaman yang kegiatan manusianya masih seputar kebutuhan dasar seperti makan dan bertahan hidup, sampai kini zaman yang orientasi penghuninya kian kompleks untuk tidak di sebut tamak. Demikian lalu, terus kini dan untuk kemudian.
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Q.S Az-zumar (39) : 21
Logika termasuk komponen pada manusia yang ikut memetakan arah dan tujuan-tujuan. Karena logika memiliki pola yang runtut sehingga akan menyederhanakan masalah melalui struktur pemahamannya yang terukur. Pembuktian-pembuktian harus menjadi tonggak di bentangan wilayah tanya yang semakin lebar oleh daya kritis. Segala sesuatu perlu selalu di buktikan baik secara ilmiah maupun empiris, keyakinan dan pengetahuan tentu saja akan mengekori setiap pembuktian tadi. Begitupun iman, sesuatu yang boleh jadi teramat rentan pada jiwa-jiwa manusia ini harus selalu di benamkan dalam keyakinan dan di gemburkan bersama pembuktian terhadap yang di imani.
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian di lahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. Q.S Al Mu’min (40) : 67,68

Marilah kenali. Berusaha terus menelusuri jalan-jalan menuju kebenaran. Hakikat tidak pernah dapat di jamah kebekuan berpikir dan perasaan cukup atas pengetahuan. Tengok, cermatilah. Tanpa pun perlu jauh memulai dari luar sana karena diri-diri kita sendiri adalah kesatuan rancangan pelik dari "sesuatu" yang tidak terjangkau dan bisa menjadi cermin untuk di gunakan membersihkan make up di wajah jiwa yang mulai pudar dan tak pantas. Jawaban mengenai segala sesuatunya telah ada dan silahkan di buktikan sendiri agar keyakinan tumbuh semakin kuat di dada.
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu di palingkan (dari kebenaran)? Q.S Yunus (10) : 31,32
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). Q.S Al-An’aam (6) : 104

Baca Selengkapnya...

Jastis Arimba, Memulung Prestasi Lewat Organisasi

Sosok tinggi kurus itu sangat mencolok di antara rekan-rekannya. Bukan karena penampilan, namun karena prestasi yang ditorehkan di ajang Eagle Award Film Documentery Competition (EA FDC) 2007 yang diprakarsai oleh InDoc bekerjasama dengan stasiun Metro TV.
Jastis Arimba, pria kelahiran
13 April 1984 ini berhasil menyabet 2 penghargaan dari 3 kategori yang dilombakan, yaitu Film Tebaik dan Film Favorit Pilihan Pemirsa lewat Film Dokumenter “Kepala Sekolahku Pemulung”.

“Untuk ide film ini sendiri diperoleh dari rekan saya, Victor yang memberikan sebuah majalah lusuh yang mengangkat profil seorang guru yang memulung. Namun ketika disurvei, bukan lagi guru yang memulung, tapi sudah menjadi kepala sekolah yang tetap memulung,” jelasnya penuh semangat.

Film yang mengangkat realitas kehidupan seorang pendidik yang mempunyai kerja sampingan sebagai pemulung untuk menghidupi keluarganya di tengah kerasnya ibukota, ditambah lagi kebutuhan akan pengobatan sang Istri yang mengidap kangker otak. Bapak Mahmud hanyalah salah satu dari ribuan guru di tanah air yang harus berjuang ekstra menghidupi keluarga karena minimnya gaji yang diterima. Sudah puluhan tahun mengabdi dan mengajukan diri jadi pegawai negeri, namun tidak ada yang peduli. “Miris rasanya melihat seorang pendidik anak bangsa melakukan pekerjaan yang (sebagian orang) menganggap menjijikan. Namun itulah realitas bangsa ini yang tidak mempedulikan pahlawannya,” tanggapnya.


Keinginan mengikuti ajang bergensi ini terinspirasi oleh mantan Pemimpin Redaksi Inspirasi BSI, Weldi Handoko yang lebih awal berhasil menyabet penghargaan Editing Terbaik pada EA FDC 2006. “Banyak pengalaman dan motivasi yang diberikan Bang Well kepada saya untuk terus berkarya dan menyuarakan aspirasi melalui media apa saja, termasuk film dan tulisan,” sambungnya.


Mahasiswa semester akhir Broadcasting ini memulai karirnya dari kegiatan pers mahsiswa, yakni Inspirasi, yang dinilainya mampu memberikan peluang dan kesempatan di jurusannya. Benar saja, melalui aktifitas jurnalistik reportase, seminar, pelatihan dan event yang berbau film dan penulisan, Jastis menuai ilmu. “Sebagai seorang jurnalis kita banyak memperoleh kemudahan, salah satunya mengikuti kegiatan apa saja secara cuma-cuma. Kita tidak usah malu apalagi minder, karena ini kan kesempatan dan peluang,” ujarnya memberikan semangat.


Sebelum mengikuti EA, anak pasangan Azah dan Sri ini juga pernah mengikuti lomba penulisan di sebuah majalah berbasis pelajar dan mahasiswa dan berhasil lolos ke 10 besar yang hingga kini menjadi ladang kerja freelance-nya.

Dalam pengakuannya, kesempatan dan peluang itulah yang dimanfaatkan pria kelahiran Bandung tersebut untuk mengespresikan karyanya. Bersama dengan kesempatan yang didapat di organisasi adalah harga mahal sebuah pengalaman. “Kalau dulu saya harus mondar-mandir di setiap event kegiatan untuk meliput, sekarang teman-teman yang meliput saya,” candanya di sela-sela wawancara.


Direktur Utama Gumbira Barbershop ini juga menambahkan, “Ketika ada peluang jangan ditinggalkan, belajar dan manfaatkan kesempatan karena mungkin tidak ada kesempatan yang sama di lain waktu. Optimalkan segala potensi yang ada dengan semangat. Karena meskipun kendala dan keterbatasan menghadang pasti ada jalan keluar,” pesannya berapi-api.

Harapan ke depan, anak pertama dari lima bersaudara ini menuturkan dengan nada sumringah akan segera menikah di awal tahun 2008 dan dapat berkarya lebih banyak. Semoga selalu sukses, do’a kami menyertaimu. _*KND


Profile
Nama lengkap : Justis Arimba
Tempat tanggal lahir : Bandung, 13 April 1984
Pendidikan : D3, Broadcasting BSI
Status : Menikah
Nama Orang tua : Ari Juhartono dan Sri Azunani
Prestasi-prestasi :
- Film terbaik dan Film Favorit Pilihan Pemirsa“ Kepala Sekolahku Pemulung” di Eagle Award Competion 2007 MetroTV
- 10 besar, finalis penulisan artikel Majalah Flash 2007.
Pekerjaan :
- Wartawan Free lance majalah Flash
- Wartawan freelance majalah Peopple and Businnes
- Pembuat film freelance dan mandiri.

Baca Selengkapnya...

MENANGKAP INSPIRASI

Setiap penulis pasti pernah mengalami kebuntuan dalam menulis. Mendadak macet di tengah-tengah proses penulisan, atau justru melempem saat baru ingin mulai menulis. Penyebabnya karena padamnya lentera inspirasi. Jalan pikiran menjadi gelap. Alhasil sang penulis terjebak, tak tahu harus melanjutkan ke arah mana. Jika sudah begitu, haruskah penulis berhenti menulis sementara, menunggu kembalinya inspirasi?
Inspirasi adalah motor penggerak bagi penulis. Kehadirannya memang tak bisa ditebak. Kadang datang tanpa diminta, kadang tak kunjung tiba meski sudah dinanti-nanti. Lantas bagaimana seandainya inspirasi tidak datang juga setelah sekian lama dinanti? Haruskah penulis hanya terus menunggunya? Tentu saja tidak, karena jika seorang penulis baru menulis setelah inspirasi yang ditunggunya tiba, ini akan menyulitkan si penulis itu sendiri. Ia sulit menjadi produktif apabila hanya mengandalkan kedatangan inspirasi alias pasif menunggu sampai inspirasi itu hinggap di kepalanya. Oleh sebab itu, penulis harus aktif mencari inspirasi. Menangkap inspirasi.
Di mana inspirasi berada? Thornton Wilder (1897-1975), seorang novelis dan penulis sandiwara terkenal asal Amerika, berkata: “Perubahan mentah karya-karya besar hanyut mengapung mengitari dunia, menunggu untuk dibungkus kata-kata”. Dengan kata lain, inspirasi ada di mana-mana. Dunia di sekeliling kita adalah harta karun inspirasi yang terus bertambah jumlahnya seiring dengan perjalanan waktu. Setiap hari selalu ada yang baru. Lagu X yang kita nikmati di bawah langit cerah pastilah menghasilkan nuansa berbeda dengan lagu X yang sama yang kita nikmati saat langit kelabu berhujan.
Betapa melimpahnya inspirasi itu di sekitar kita. Keseharian kita sesungguhnya bertaburan inspirasi: baik dari film, berita, buku, musik, langit, bunga, kucing, pakaian, tutur kata, gerak-gerik, tatapan mata, deru mobil, angin sore, lilin yang menyala, bulan purnama maupun apa saja. Itu hanya sebagian kecil dari sarang inspirasi.
Inspirasi selalu sedang menunggu kita, para penulis, untuk menemukan dan menangkapnya. Dan kita pasti bisa, sebab kita semua telah diperlengkapi dengan seperangkat alat penangkapnya: indera. Jadi, apapun aktivitas keseharian atau kegiatan favorit kita, jangan biarkan inspirasi berlalu begitu saja tanpa arti. Jangan biarkan film yang kita tonton, musik yang kita nikmati, buku yang kita baca, berita yang kita dengar, kejadian yang kita saksikan, orang-orang yang kita temui dan sebagainya, lewat dan sirna tanpa kita sempat menangkap inspirasi yang bertebaran di dalamnya.
Tangkaplah inspirasi itu. Lalu catat dalam sebaris atau dua baris kalimat agar jangan sampai hilang terlibas keseharian kita yang lain sebelum akhirnya kita menjadikannya sebagai nafas dari tulisan kita kemudian.
Oleh : Aneu-LPM Depok

Baca Selengkapnya...

BSI KUSAYANG , MAHASISWANYA MALANG

Mahasiswa adalah kata bagi orang yang mempunyai intelektualitas tinggi, leadership, relationship, dan human society. Kadang kita merinding mendengar kata itu dari kalangan masyarakat sampai para penguasa (pejabat), namun hal itu belum ada di mahasiswa BSI. Kepekaan naluri mahasiswanya masih di bawah standar, hanya segelintir orang yang memenuhi hal tersebut dari puluhan ribu mahasiswa BSI. Gencarnya iklan, promosi dan lain sebagainya hanya dapat menjamin kelangsungan hidup di dunia kerja.
Kupu-kupu kampus (kuliah-pulang-kampus) bertebaran sebagai ideologi mahasiswa yang tidak menyadari banyaknya pilihan aktivitas di kampus yang akan membantu dalam segala bidang, mulai dari keilmuan sampai bakat dan hobi. Mahasiswa kini makin tumpul akan pengalaman, tanpa wawasan dan kreatifitas yang lebih dari pada masyarakat biasa. Hal ini terbukti dengan banyaknya sarjana pengangguran, tidak berkualitas dan menambah beban masyarakat dikarenakan minimnya skill dan tidak mampu menjadi competitor yang lebih baik dari mereka.
Tridarma perguruan tinggi sudah dilupakan dari benak mahasiswa yang seharusnya menjadi acuan dasar bagi civitas akademi, harapan masyarakat, agent of change bangsa ini. Kini BSI sudah melebarkan sayapnya ke penjuru negri guna mencerdaskan anak bangsa, suatu tindakan yang mulia. Lalu kemanakah anak bangsa yang sudah cerdas? Serasa hilang ditelan zaman.
Ketika masyarakat kelaparan, membutuhkan dukungan, mahasiswa malah sibuk memikirkan diri sendiri, memikirkan nilai yang lebih rendah dari harga diri. Mahasiswa lupa, bahwa permasalahan masyarakat adalah permasalahan bersama yang menyangkut kehidupan mereka (mahasiswa) yang harus segera diselesaikan. Karena dari tangan mahasiswalah perubahan terjadi.
Kuliah bukanlah segala-galanya, namun dari kuliahlah segalanya terjadi. Pengalaman, kratifitas dan potensi ditempa dalam wadah organisasi yang banyak berdiri di BSI. Namun malang, Ormawa (organisasi mahasiswa) yang ada tidak dimanfaatkan oleh mahasiswa sehingga ketika mereka lulus harus berjuang mempromosikan ijazah demi kelangsungan hidup.
Andaikata, mahasiswa mau berjuang dan belajar bersama dalam keorganisasian, setidaknya ada keinginan berubah. Niscaya, pengalaman yang didapat di organisasi dapat diterapkan di lingkungan sehingga mahasiswa tidak dianggap sebagai masalah tapi solusi pemecah masalah.
*Mantan Ketua BEM BSI periode 2006-2007

Baca Selengkapnya...

Sarana Prasarana Kampus BSI dalam Sorotan

Azan terdengar berkumandang menandai masuknya waktu sholat Maghrib petang itu. Beberapa mahasiswa tampak bergegas memenuhi panggilan ibadah tadi menuju tempat wudhu yang tak jauh dari mushola. Kampus BSI Salemba 45 meskipun dekat masjid, namun sholat di mushola kampus tetap menjadi pilihan untuk mahasiswanya dengan pertimbangan beragam. Sayang mushola sempit di sana makin sempit lagi dengan adanya kayu berukuran besar yang menutupi hampir separuh tempat sholat. Jadilah mushola yang gudang.

Cuplikan di atas hanya satu dari sekian kisah mahasiswa BSI. Inspirasi juga menerima keluhan lainnya atas sarana dan prasarana kampus yang terbengkalai. Sebutlah kran air mati, toilet yang kurang terawat, AC mati, lampu padam, ruang kelas bocor, kurangnya lahan parkir kendaraan bermotor atau juga seperti ilustrasi cerita di atas. Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kampus yang tersebar hampir di seluruh penjuru mata angin ini tampak terus dirong-rong keluhan mahasiswa pada fasilitas penunjang yang sulit terpelihara fungsinya atau sebagian lain yang dirasa kurang proporsional. Seperti toilet yang lambat laun kehilangan bentuknya oleh ulah pengguna yang tak lain mahasiswa itu sendiri atau misalkan mushola yang hampir di sebagian besar cabang BSI sangat tidak relevan dengan jumlah mahasiswa muslim di sana.

Ditemui di BSI Bumi Serpong Damai (BSD), direktur BSI Ir. Naba Aji Notosaputro di sela-sela kesibukannya mendampingi proses penilaian oleh badan akreditasi nasional atas jurusan AKOM menuturkan pada Inspirasi mengenai sarana dan prasarana kampus. "Tentunya kami sebagai manajemen berupaya agar sarana dan prasarana tersebut tersedia dengan baik, namun di lapangan pasti kondisinya ada yang rusak, belum diperbaiki, dan perlu waktu perbaikan," ujarnya. Diakui pula, tanpa maksud membela diri, lembaga pada prinsipnya akan melayani mahasiswa, akan tetapi agar sarana itu tidak rusak tentu saja diperlukan penjagaan dari para penggunanya.

Masih mengenai sarana prasarana, pada bulan April silam lembaga mengadakan dialog interaktif dengan elemen kampus dan mahasiswa. Acara yang dihadiri oleh elemen-elemen kampus, mahasiswa dan pimpinan BSI beserta jajarannya itu berlangsung di aula kampus BSI Salemba 22. Dalam Talk Show yang bertema " Membangun Perubahan dan Keharmonisan Kampus" tersebut berkesempatan sebagai pembicara adalah direktur BSI Ir. Naba Aji Notoseptro sendiri yang mengungkapkan mengenai ruang lingkup BSI dan upayanya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia mahasiswa BSI. Dalam pertemuan itu terbentuk pula suatu kesepakatan antara mahasiswa dengan lembaga di antaranya menyangkut masalah akademik, kemahasiswaan, kebijakan, serta sarana dan prasarana kampus. Hasil MOU antara lembaga dengan mahasiswa (yang diwakili elemen kampus diantaranya MPM, BEM, Senat, dan UKM-UKM) tersebut kemudian menjadi program lembaga untuk direalisasikan demi terselenggaranya kampus yang aktif dan dinamis.

Point yang berbicara masalah sarana dan prasarana adalah point keempat dari kesepakatan yang sudah dibuat, salah satunya dalam point tersebut membahas pula kebijakan parkir yang bersifat optional, artinya boleh bayar boleh tidak. Karena tidak adanya sosialisasi yang maksimal maka menimbulkan sedikit masalah di lapangan, seperti pungutan "liar" serelanya di wilayah parkir namun tetap saja di prenguti kalau tidak memberi.

Keluhan-keluhan yang muncul kebanyakan karena sarana yang selama ini ada mengalami kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik. Bisa karena perawatan yang kurang, kualitas sarana prasarana itu sendiri atau sangat mungkin pula pengerusakan oknum pengguna yang kebanyakan tentu mahasiswa. Apapun sebabnya, tidak berfungsinya suatu fasilitas kampus akan selalu menimbulkan pertanyaan seperti kenapa belum juga dilakukan perbaikan? Siapa yang berwenang menangani masalah ini? Bagaimana prosesnya? Dan berapa lama akan ditindak lanjuti?

Untuk melaporkan dan mendapatkan informasi bagaimana prosedur yang ada, Inspirasi mencoba menemui saudara Kadafi, ketua MPM BSI periode 2007-2008 yang menjelaskan bahwa untuk melaporkan keluhan itu bisa langsung ke koordinator atau kepala cabang kampus bersangkutan dan akan diteruskan ke pengelola gedung dalam hal ini badan rumah tangga kampus. "Kebanyakan mahasiswa BSI itu mengeluhkannya ke ADM, itu tidak menjamin menerima keluhan dari mahasiswa karena urusan ADM yang sudah banyak ngurusin administrasi mahasiswa dan dosen. Seharusnya di setiap cabang itu senat yang memantau, apabila ada keluhan maka senat dapat membantu melaporkan ke kepala cabang," jelasnya dengan semangat.

Akan tetapi pernah terjadi di BSI Margonda, setelah menyampaikan keluhan-keluhan dari mahasiswa mengenai fasilatas kampus kepada kepala cabang hasilnya tidak ditanggapi dengan cepat, alasannya sudah lapor ke pusat tapi belum ada tindak lanjut. Saat dikonfirmasi langsung ke kampus BSI Margonda Depok menemui kepala cabangnya Taufik Baidawi, dikatakan bahwa beliau sendiri tidak memiliki wewenang selain memberikan laporan keluhan yang masuk dan yang memiliki wewenang tersebut adalah pusat. Menjadi catatan bagi siapapun, apabila keluhan telah disampaikan mahaswiswa melalui prosedur yang ada namun tetap belum ada tindak lanjut oleh pihak yang terkait.

Sesungguhnya dibutuhkan peran serta elemen kampus pada setiap masalah atau keluhan yang ada, karena mereka adalah pemantau kinerja lembaga atas kesepakatan MOU yang sudah dibuat dan tentu perlu adanya realisasi yang nyata. "Memang perlu adanya koordinasi antara elemen kampus yang ada untuk dapat menanggapi problematika teman-teman mahasiswa mengenai keluhan-keluhan yang disampaikan agar dapat ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang. Untuk itu bagi para elemen-elemen kampus seperti Senat, dan UKM dapat mengirimkan delegasinya ke MPM agar masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat dan terkoordinir dengan baik. Kalau perlu masalah yang ada dapat disampaikan (MPM–red) langsung ke Bapak Naba agar keluhan yang ada cepat ditangani" urai Kadafi lagi.

Dari banyaknya cabang kampus BSI tentu tidak semuanya memiliki kendala fasilitas yang rusak, seluruh anggota masyarakat kampus baik lembaga, mahasiswa, dosen, ataupun karyawan bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara sarana dan prasarana kampus terutama pada kampus yang telah memiliki fasilitas memadai. Apabila sarana dan prasarana tersebut berfungsi dengan baik, maka jalannya roda aktifitas kampus pun berjalan lancar sesuai cita-cita dalam membangun perubahan menuju keharmonisan kampus. _*bowo

Baca Selengkapnya...

Indonesiaku Rawan Bencana, Siagakah kita?

Jakarta, (18/12) Disaster organizer mengadakan seminar dan pameran bertemakan “Indonesiaku Rawan Bencana, Siagakah kita?”. Kegiatan ini bertujuan me-nyebarluaskan informasi dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang senantiasa mengancam negeri ini. “Sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih peduli dan tanggap terhadap bencana yang terjadi”, ujar susilawati ketua pelaksana seminar. *Idham

Baca Selengkapnya...

Plastik Inspirasi

Sudah menjadi roda kaderisasi tahunan Unit Kegiatan Pers Mahasiswa mengadakan pelatihan jurnalistik (Pelastik) Inspirasi seputar Kepenulisan, Disain dan Fotografi. Hanya saja, tahun ini pola pelatihannya sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Pelatihan lebih terfokus pada bidang keahlian masing-masing calon anggota.
Pada pertemuan pertama bidang Kepenulisan (4/11) diikuti 25 orang peserta dengan pembicara, Jastis Arimba dan Zainurazi selaku redaksi senior Inspirasi. Masing-masing memberikan motivasi dan pelatihan kepenulisan. Di bidang Disain (18/11) menerapkan praktek langsung mengenal software disain serta pengolahannya dengan dihadiri 28 orang di bawah bimbingan Danang Wahyudi, grafik disain Inspirasi.
Sedangkan pada pelatihan Fotografi (25/11) dilakukan hunting objek di Monumen Nasional yang dimeriahkan 32 orang guna mempelajari teknik dasar foto dan perlengkapanya. Acara ini dipandu Idam dan Ipung, yang masing-masing Ketua Umum LPM dan Fotografer Inspirasi.
“Satu harapan kami, dari kegiatan Plastikis ini semoga dapat menghasilkan manusia cerdas berkarya dengan segala inspirasinya,” ujar koordinator pelaksana kegiatan Rahmat Waluyo. _*Anto

Baca Selengkapnya...

LOVE OUR CHILDREN

Mahasiswa Public Relation BSI Depok semester V yang tergabung dalam Amor Event Organizer mengadakan lomba mewarnai tingkat Taman Kanak-Kanak dan seminar mengenai meningkatkan gizi bagi kecerdasan bayi dan balita. Acara ini berlang-sung pada 10 November 2007 di TK Ade Tia, Pekayon.Tema yang sodorkan pada cara tersebut “Love Our Children”.

Diikuti oleh 150 orang peserta lomba menggambar serta lebih 150 orang tua yang mengikuti seminar peningkatan gizi yang disampaikan oleh Dr. Domino dari Panasonic Gobel. “Event seperti ini sangat bagus dan bermanfaat. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan orangtua dapat menambah ilmu sambil menunggu anaknya berkonpetisi mewarnai”, papar Ibu Reni guru TK Amanah School.

“Ini membuktikan bahwasanya kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa BSI berjalan profesional, karena didukung oleh kerjasama yang baik dan sponsor yang sesuai dengan kegiatan,” ungkap Damayanti di sela-sela sambutannya. *Anue

Baca Selengkapnya...

Dugaan Korupsi di PORSI

Pekan Olahraga Seni dan Inovasi (PORSI) yang telah terlaksna pada 11- 16 Juni 2007 lalu sampai saat ini masih terdapat agenda yang belum tuntas. Alasannya, karena harus menunggu laporan dari tiap-tiap seksi yang bertanggung jawab atas kinerja yang dilakukan saat PORSI berlang-sung. Menurut Adhe Andyka, laporan pertanggung jawaban atas keluarnya total dana sebesar Rp. 69.327.150,- itu kurang lengkap. “Dikarenakan ada beberapa seksi yang belum menyerahkan LPJ-nya,” ungkapnya saat ditemui Inspirasi usai rapat LPJ PORSI.
Lebih lanjut Andyka menambahkan, untuk LPJ masing-masing seksi terlihat tidak ada jawaban karena tidak hadirnya mereka dalam rapat terakhir LPJ PORSI. Dan kabar bagaimana LPJ tersebut akan dibuat, sampai saat ini belum ada. “Dan ini menjadikan sebuah keputusan bersama untuk ditindak secara serius. Teman-teman sudah menyetujui akan diberlakukannya sangsi apabila pada waktunya nanti yang bersangkutan tidak memberikan penjelasan yang kongkrit atas LPJ yang ditunggu-tunggu selama ini. Jadinya hal ini terkesan adanya korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum,” tegasnya. (rw)

Baca Selengkapnya...

PEMILU PRESMA DAN WAPRESMA BEM 07/08

29 September 2007, massa kepengurusan BEM BSI periode 2006-2007 berakhir sudah, dengan ditandai oleh laporan pertanggung jawaban oleh saudara Novis selaku ketua BEM, Laporan pertanggungjawaban tersebut diterima dengan syarat karena masih banyak yang harus direvisi.
Setelah agenda LPJ dan pendemisioneran kepengurusan BEM 2006-2007, MPM yang diketuai Abdurahman Kadafi membentuk tim KPU Presma dan Wapresma 2007/2008. Yang terpilih sebagai ketua KPU Vick Victorya dan anggotanya sebanyak 14 orang masing-masing dari seluruh delegasi perwakilan elemen BSI.
Setelah melakukan proses seleksi yang ketat terhadap bakal calon seperti Ahmad Ridwansyah (cengkareng) – Adhe Andyka (depok), Dwi Septiawan (Ciledug) – Edwin Senovico M (depok), dan pasangan Dimas Arbi (kramat) – Anas Priando (kramat), akhirnya, terpilih dua pasangan calon, yaitu Pasangan Ahmad-Adhe dan Dwi-Edwin yang siap berlaga menjadi ketua dan wakil BEM BSI pada 18 Desember 2007.
Namun hingga tulisan ini diturunkan, pemilihan masih berlangsung sehingga tidak dapat diinformasikan siapa yang memenangkan pemilihan umum ketua BEM BSI periode 2007-2008. _*rachmat

Baca Selengkapnya...