Saturday, April 21, 2007

Forum Silaturahim Masjid Perkantoran

Forsimpta
(Forum Silaturahim Masjid Perkantoran) bekerja sama dg Five Pillar Edducation and Training insyaAllah akan mengadakan 99 SETH ( Spiritual, Emotional Therapy ) Training di Hotel Sofyan Cut Meutia - Jakarta, 6 Mei 2007. Hadirilah Preview-nya sore ini, Jum'at, 20 April 2007 jam 16.30 - 18.00 wib di Gd. Wisma Mulia - Telkomsel, Ballroom Lt 18, Jl. Gatot Subroto No. 42 Jaksel bersama Bpk. R. Iwan Setiawan, Trainer Nasional di berbagai Institusi. InsyaAllah GRATIS & Terbuka u/ Umum...Info lbh lanjut, bisa hbg : 021-70064344 (Pak Anwari).

Baca Selengkapnya...

Tuesday, April 17, 2007

Writer’s Block

Writer’s Block

Oleh: - 16 Jan 2007, 12:09 pm

“Hare gene macet nulis?” Itu pertanyaan gaul di lingkungan sebuah forum penulisan guna memberi semangat para peminat yang terganjal ide tak tahu mau menulis apa.

Faktanya memang, bukan saja yang pemula yang suka macet dan termenung di depan komputer, kehilangan kata-kata. Penulis profesional sekali pun, yang hidup justru dari kegiatan menulis, pasti pernah mengalami situasi seperti ini. Inilah yang disebut writer’s block; situasi yang mengerangkeng sang penulis dalam status quo, macet tak ada langkah maju. Secara psikologis ia disebut terkait dengan depresi dan anxiety yang menandai adanya disorder pada frontal lobe dari otak seseorang.

Fenomenanya bisa saja separah situasi black out, betul-betul gelap tak ada cahaya, maupun seringan kehilangan pilihan kata belaka. Ada yang terpenjara sampai sangat lama, ada yang cepat saja berlalu dan maju lagi.

Coba lihat dalam film-film. Cukup sering kita saksikan adegan seorang tokoh yang mentok tak punya ide dan berulang-ulang merobek dan membuang kertas yang telah dituliskannya. Kalau dalam film kartun yang hiperbolis, tentulah kertas yang disobek dan dibuang itu akan menumpuk sampai menggunung. Macet!

Waktu mahasiswa biasanya tekanan untuk menulis itu sangat terasa. Mulai dari makalah sampai skripsi. Terutama yang terakhir ini, bagi sebagian mahasiswa bisa berbulan atau bertahun lamanya proses penulisan yang berlangsung. Betul-betul merupakan saat-saat yang menekan dan membuat frustrasi.

Penulis novel pun sering menghadapi hal ini, macet pada draft yang tak maju-maju. Sebagian bahkan bertahun-tahun. Kalau anda pernah menonton film Finding Forester yang dibintangi Sean Connery, itu adalah kisah seorang penulis novel berkepribadian tertutup (reclusive), William Forester, yang hanya menghasilkan sebuah karya besar dan itu satu-satunya karya yang dihasilkan hingga bertahun-tahun. Tentu ada banyak contoh lain, termasuk dalam dunia nyata. Penulis Amerika Henry Roth (1906-1995), misalnya, mengalami masalah ini secara kronis yang berlangsung sampai enam dekade.

Memang penghalang yang dihadapi masing-masing orang dapat saja berlainan. Ide atau inspirasi bisa saja sama sekali tidak datang. Dalam sebuah serial komedi Seinfeld (season 7), Jerry bahkan mempercandakan Elaine yang beroprofesi sebagai penulis katalog produk komersil, karena macet dan bingung tidak tahu mau menuliskan apa tentang sebuah produk sepatu gunung. “Catalaog writer’s block?” sindir Jerry.

Karena sudah menjadi ‘penyakit umum’ seperti layaknya flu atau pusing, berbagai resep telah disarankan untuk mengatasi masalah ini. Anda dapat mencari dan memilih berbagai langkah cepat yang ditawarkan. Namun, tentunya juga seperti flu dan pusing, tidak semua merek obat yang diiklankan akan mujarab bagi semua orang. Dosis masing-masing bisa berlainan.

Yang jelas, writer’s block lebih sering berasal dari diagnosa psikologis diri penulis itu sendiri. Seringkali ambisi untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang luar biasa akan menjadi beban penghalang yang sangat berat. Tidak jarang bahwa target besar menjadi batu penghalang yang dipasang sendiri di depan mata, bahkan sebelum betul-betul memulai.

Memang tanpa ambisi besar pun, menulis tidak selalu mudah dilakukan. Selalu saja ada seribu satu alasan yang membuat kita gagal atau terus menunda untuk menorehkan kata pertama itu. Jika ini yang terjadi pada anda, saran terbaiknya bukanlah mencari selusin pembenaran lain, tetapi langsung tuliskan saja kata itu, apa pun ia.

Biasanya, apabila kita takut melakukan sesuatu, resep terbaik untuk mengatasinya (jika memang perlu diatasi) justru dengan spontan melakukan apa yang ditakutkan itu. Face your fear, kata orang; dan kita dapat saja akan heran sendiri ketika ternyata setelah dihadapi, masalah yang tadi terasa sangat berat ternyata hanya ringan saja.

Writer’s block? Aha! Saya merasa mengalami masalah ini sejak beberapa waktu belakangan: walau pun demikian banyak yang singgah dan menggumpal di kepala, mereka tetap tidak tumpah menjadi jalinan kata-kata seperti yang diinginkan. Herannya, alasan pembenaran bagi saya untuk membiarkan pengganjal itu berkuasa adalah tuts huruf k pada laptop saya.

Mmm, beberapa waktu yang lalu, ketika membersih-bersihkan debu barisan keyboard di halaman laptop, tuts huruf k macet dan ketika saya coba perbaiki malah semakin rusak, sehingga kalau tidak ditekan keras, huruf k tidak akan tertulis di layar, padahal semua tuts yang lain tetap lembut.

Begitu saja, soal huruf k telah berubah menjadi pengganjal yang membuat malas menulis. Bayangkan betapa mudahnya tercipta alasan untuk mengganjal kreatifitas. Masing-masing kita dapat saja memiliki beragam alasan untuk tidak jadi produktif—writer’s block itu.

Masih belum puas? Saya pun jadi teringat sebuah karikatur di blaug.com. Adegannya, Stan mengatakan bahwa ia tidak tahu mau menulis apa di blognya hari ini, yang justru dijawab ringan oleh temannya, “That hasn’t stopped you from writing about nothing before, Stan”.

Persis itu pula alasan mengapa saya menulis soal writer’s block ini.

Baca Selengkapnya...

Jangan Baca Apalagi Menulis

STOP !!! Anda harus segera berhenti membaca tulisan ini. Jika Anda hanya membaca rangkaian huruf yang berbaris membentuk sebuah kalimat panjang tak berarti. Bisa jadi apa yang Anda baca ini menghabiskan waktu Anda yang berharga.

HATI-HATI !!? jika Anda membaca tulisan ini. Anda menghayati tanpa pernah mengamalkannya. Setiap yang Anda baca, Anda pahami namun terkadang Anda lupa apa yang pernah Anda yakini.

LANJUTKAN !!! bila Anda yakin tulisan yang Anda baca ini dapat merubah hidup Anda. Terlebih lagi hidup kita semua. Saya, Anda dan orang lain. Anda tidak sekedar membaca sebuah rangkaian huruf, namun serangkaian pemikiran, ide dan perasaan orang lain (Saya) melihat suatu hal.

Apa yang merubah seseorang untuk lebih baik ketika ia membaca sebuah tulisan? misal, ketika seorang ibu muda sedang belajar memasak dengan bantuan sebuah buku resep ditangannya. Kita dapati ia tidak hanya sekedar membaca, namun ia mendalami setiap kata disana dan segera mempraktekkannya. Ketika ia sudah mahir dengan resep tersebut, adakalnya ia bereksperimen, mencampur dan mengkombinasikan resep yang didapat dengan rasa dan kreasi.

Apa yang diperoleh ibu muda tersebut ? Sebuah kepuasan diri dan pengembangan akan rasa cipta dari kegiatan membaca dan mencoba. Sama halnya dengan kegiatan membaca –apa pun-, kerena prinsip kerjanya sama. Memahami apa yang dibaca, mempraktekan yang ditangkap, mengkombinasikan dan menyesuaikan dengan kepribadian hidup kita. Dan yang tak kala pentingnya Menulis kan ide kita.

Menulis disini bukanlah menulis seperti apa yang sedang saya lakukan (merangkai huruf menjadi kata) tapi lebih dari itu, menulis sebagai “Pengikat”. Huruf menjadi kata ibarat sekelompok kambing yang bebas berkeliaran dipadang rumput membentuk koloni tanpa tuan. Menulis adalah gembala yang siap menggiring kambing dalam sebuah kandang agar dapat diambil manfaatnya.

Tulisan ini adalah tulisan yang saya pahami dari membaca buku Hernowo dengan “Vitamin T”nya walau buku itu belum tuntas saya baca. pemikirannya menyadarkan saya akan makna ‘Membaca’, melihat sisi lain dari sebuah buku. Ini mengingatkan saya betapa bodohnya saya selama ini. Saya telah membuang waktu hidup saya dari kecil (tepatnya ketika saya sudah bisa membaca dan menulis) hingga saya membaca buku itu.

Betapa banyak waktu, tenaga, materi dan pengorbanan lainnya yang saya sia-siakan. Mungkin, bila saya dari dulu memahami hakikat dari Membaca-Menulis tentulah saya akan menjadi “Orang Hebat”. Sayangnya tidak, tapi tidak ada kata Terlambat !!.

Kenapa saya berkata seperti itu, tentu ada alasannya. Saya sependapat dengan Hernowo yang mengatkan “sudah saatnya kita ‘Mengikat Makna’ dari apa yang pernah kita baca.”. Orang hebat adalah orang yang belajar dan mengajar. Belajar dari apa yang ia baca, lihat, rasakan dan mengajarkan dengan praktek, mencoba dan mencatat.

Berapa banyak buku yang kita baca (terpaksa membaca) hingga sekarang, dari buku pelajaran sampai kamus yang menjemukan. Apa yang kita peroleh....? nihil. Karena kita hanya sekedar membaca dan menghapal apa yang tertera dari satu alenia kealenia lainnya tanpa memahami tujuan dari penulisannya.

Membaca adalah sebuah proses transformasi seseorang baik berupa fakta, ide, penelitian ataupun pendapat. Kesemuanya dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai sarana komunikasi agar bisa dipahami oleh semua orang. Untuk memahami dan mengambil manfaat dari sebuah buku, kita perlu mencatat hal-hal yang penting yang menjadi dasar dari ide penulisannya, ini dilakukan setidak-tidaknya untuk mengikat agar tidak lupa apa yang telah kita baca dan dapatkan.

Manusia adalah mahluk yang bodoh, pelupa, dan selalu tergesa-gesa. Inginnya cepat selesai. Padahal tidak. Masih banyak hal yang bisa kita perbuat setelah membaca. Diantaranya dengan diskusi menggali makna diantara kata-kata, mencatat mengikat makna yang tergali, mengamalkan agar terus berkembang.

Jadi, JANGAN MEMBACA bila itu hanya membunuh waktu. JANGAN MENULIS bila itu hanya coretan yang menjemuhkan. Buatlah segala sesuatunya lebih baik dan bermanfaat.Ant#red

Baca Selengkapnya...

LDK Hingga MUBES UKM BADARIS BSI

Bertempat di Masjid Bahrul Ulum PUSPIPTEK Serpong unit kegiatan kemahasiwaan Badan Da’wah Rohani Islam Kampus BSI atau disingkat BADARIS, baru saja menyelenggarakan sebuah kegiatan LDK (Latihan Dasar Keorganisasian) dengan tema ” Upgrading of Organization and Education” yang ditujukan bagi para anggota dan pengurus badaris cabang yang di fasilitasi oleh pengurus badaris pusat serta diketuai secara langsung oleh ketua umum saat ini yaitu Saefudin. Tujuan dari terselenggaranya acara tersebut adalah guna meng-Upgrade para anggota dan pengurusnya terutama yang di cabang, serta kembali membekali diri mereka (pengurus dan anggota) secara keilmuan,serta fisik dan mental sebelum para anggota baru mereka menjabat posisi kepengurusan dicabang, dan para pengurus cabangnya didistribusikan ke pusat. LDK ini bukanlah pelatihan yang perdana di institusi UKM (Unit Kegiatan Kemahasiswaan) badaris ini, karena sebelumnya berbagai pelatihan telah dilakukan mulai dari kegiatan Syiar, TO, Ma’had, Mentoring dan LDK. Pelatihan ini adalah bentuk kegiatan terakhir yang difsasilitasi pengurus pusat periode kepengurusan 2006-2007, sebelum masa kepengurusan periode tersebut berakhir dengan ditandai MUBES (Musyawarah Besar) pada 11-12 Maret nanti sebagai bagian Estafeta kaderisasi kepengurusan untuk periode selanjutnya.

Optimalisasi ADK(Aktivis Dakwah Kampus)

Mengoptimalkan fungsi dan peranan ADK menjadi outline utama dalam sidang Komisi C tentang Rekomendasi, dimana pada sidang itu berbagai rekomendasi atau usulan-usulan digulirkan yang intinya bertujuan bagaimana kedepanya para ADK-ADK terbina, dapat lebih mengpotimalkan dirinya guna mengusung perbaikan-perbaikan serta diharapkan mampu menjadi figur-figur yang dapat dijadikan contoh disetiap keberadaannya baik dikampus maupun dilingkungan tempat tinggal ADK masing-masing. ”Mubes Badaris kali ini bukanlah semata-mata milik Badaris tapi juga merupakan mubes ADK”, statement tersebut di ucapkan oleh Ahmat Taufik mahasiswa jurusan Manajemen Informatika semester akhir, yang saat itu menjadi ketua presidium sidang komisi C tersebut.

Mubes Badaris yang bertemakan”Profesional Beroganisasi, Cerdas Berakademis, Iklas dalam Amaliyah Da’wah” tersebut yang berlangsung mulai hari sabtu pagi tanggal 11 maret dan bertempat di SDIT Yayasan Amal Mulia, Cimanggis Depok, dan berakhir pada minggu sore tanggal 12 maret dengan terpilihnya saudara Indra Permana Mahasiswa BSI Depok semester IV jurusan manajemen informatika. Indra diharapkan mampu optimal dalam mengemban amanah selaku ketua pusat Badaris periode kepengurusan 2007-2008 sehingga Badaris selaku institusi yang notabenenya adalah Rohis kampus BSI dapat lebih memberikan kontibusi yang significant dalam mensyiarkan Islam sebagai agama yang tidak hanya sebatas pada kegiatan aktifitas Ruhiyyah (ruhani) namun juga pada berlaku pada setiap prilaku aktifitas Jasadiyyah (Jasad) setiap individu-individu muslim. So good luck ya buat Indra Permana dan Badaris !(TAKBIR). Ins/Jastis Al’Farizy

Baca Selengkapnya...

The 4th Broadcast Knowledge

Voice atau Binus Voice merupakan sebuah station campus radio Universitas Bina Nusantara yang legal, yang ditujukan bagi mahasiswa-mahasiswi Binus yang ingin mengembangkan bakat serta potensi yang dimiliki dalam bidang broadcast radio. Bertempat di Hall Lt. 8 Kampus Angrek, Binus, Kemanggisan, Jakarta Barat, mempersembahkan sebuah acara dalam rangka anniversary B.Voice radio yang menginjak usia 4th, dalam bentuk seminar bertajuk How to be a good Broadcaster pada sesi pertama dengan keynote speaker adalah Arie Untung (Presenter Gong Show Trans TV) dan Indie Barends dan Indra Bekti( Presenter Ceriwis trans TV), sekaligus membenah program acara ceriwis.

Acara yang dihadiri tak kurang dari 300 mahasiswa-mahasiswi yang tidak hanya dari Universitas Binus saja, namun dari berbagai perguruan tinggi swasta di Jakarta lainnya seperti dari Indonusa Esa Unggul, Trisakti, Atma Jaya, BSI dan lain sebagainya. Selain itu diantara para peserta yang notabenenya kebanyakan mahasiswa terdapat juga sebagian siswa-siwi SMU, yang sangat tertarik dengan acara tersebut.


Acara yang berlangsung dari pukul satu siang hingga pukul lima sore tersebut juga merupakah bagian dari salah satu bentuk promosi Universitas Binus, yang berencana pada akhir tahun ini akan membuka jurusan baru yaitu jurusan BROADCASTING. Semua itu disampaikan oleh ketua pelaksana kegiatan tersebut saudara David, mahasiswa fakultas ganda 2 jurusan yaitu Sitem Informasi & Manajemen, yang sekaligus menjabat sebagai station manager di B.Voice radio.
Arie Untung memulai seminar yang sebenarnya lebih terlihat sepert acara Talkshow itu memaparkan seluruh asam garam pengalaman hidupnya dalam meniti karir didunia broadcasting sebelum akhirnya mencapai posisi seperti sekarang ini. “ untuk mencapai seperti sekarang ini gue harus melalui proses yang panjang melalui ratusan kali casting, tapi gue ngga pernah putus asa dan terus mencoba, hingga akhirnya ya bisa diterima seperti sekarang ini”, ucap sarjana tehnik lulusan ISTN beberapa tahun silam tersebut.Menjelang sesi ke 2 acara semakin meriah dengan kehadiran Jimmy, mahasiswa Tri Sakti keluaran Popstar Anteve yang baru saja merilis album perdananya lewat lebel EMI tersebut makin menambah meriah acara. Hits-hits lagu yang bernuansa musik gabungan Pop dan R&B yang dilantunkan oleh penyanyi asal timur Indonesia itu membuat penonton terhibur.

Kehadiran keynote speaker presenter Indie Barends dan Indra Bekti adalah yang paling di nanti-nantikan. Semua itu terbukti dari suara histeris para audience ketika kedua presenter acara ceriwis itu memasuki ruang acara. Selama acara berlangsung para audience selalu dibuat tertawa dengan sikap kocak kedua presenter tersebut dan juga atas kekompakannya, namun acara pun berlangsung tetap kondusif dan efektif karena seluruh audience sangat antusias dalam menyimak seluruh pemaparan-pemaparan yang disampaikan oleh ke dua presenter tersebut.

“ Hal yang pertama-pertama harus kalian lakukan adalah tentukan dulu kalian ingin jadi apa.
Jika profesi entertainment atau presenter adalah pilihan hidup kalian,so...jalanilah dengan sungguh serta selalu ciptakan peluang untuk meraih semua itu, dan pastinya jangan lupa untuk berdoa” statemen Indie Barends tersebut mengakhiri acara tersebut. Acara pun berlangsung dengan sukses, dan semoga apa yang dilakukan B.Voice radio Binus dapat dijadikan contoh oleh kampus BSI, mengingat radio BSI yang telah lama tidak difungsikan, yang seharusnya dapat menjadi sarana bagi masisswa-mahasiswi BSI untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki dalam dunia broadcast radio, mengingat pula di kampus BSI tercinta ini terdapat Akademi Komunikasi dengan Broadcasting sebagai salah satu Jurusan yang telah cukup lama ada.
Ins/Jastis Al’farizy

Baca Selengkapnya...