Monday, October 29, 2007

SINOPSIS FILM DOKUMENTER “KEPALA SEKOLAHKU PEMULUNG”

Film ini menceritakan perjuangan Mahmud (49 tahun) seorang kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah (Mts / setingkat SMP) di kota metropolis Jakarta yang menyambi sebagai pemulung karena gajinya minim, bahkan dibawah Upah Minimum Propinsi. Walaupun sekolah yang dipimpinnya berhasil mendapat predikat sekolah dengan Ujian Nasional (UN) terbaik di tahun ajaran 2006/2007 lalu, tapi fasilitas di sekolah itu kurang baik, seperti laboratorium, perpustakaan, kelas, dll.

Profesi sambilan Mahmud sebagai pemulung memicu kontroversi baik diantara rekan guru, masyarakat sekitar bahkan siswa/i nya sendiri. Walaupun profesi sambilannya dianggap tidak pantas oleh sebagian mayarakat tapi dia meyakini apa yang dikerjakannya halal dan tidak mengganggu profesi utamanya.
Mahmud juga mempunyai 3 orang anak, dan istrinya saat ini terkena sakit kanker otak, suatu penyakit yang tidak murah untuk diobati.

Selain itu, di film ini juga digambarkan keadaan lingkungan di sekitar Bambu Larangan-Cengkareng, Jakarta Barat,tempat Mahmud tinggal dan memulung, dimana warga sekitar menggunakan kali untuk mencuci baju, buang air,dll. Sangat ironis melihat keadaan ini masih ada di Ibu Kota DKI Jakarta, yang notabene memiliki APBD terbesar di negeri ini, dan sudah menganggarkan 20% dana APBD untuk pendidikan.

Lantas, bagaimana Mahmud menghadapi kontroversi “guru tak pantas memulung”, dan bagaimana pula perjuangannya dalam menghidupi anak-anaknya dan istrinya?
















7 comments:

Anonymous said...

brilliant....

Anonymous said...

keren.., bangga deh.. walopun jadi pemulung tapi halal, dari pada jadi orang berdasi tapi koruptor...

depalpiss said...

Kebanyakkan orangt kita tidak tahu mana yang baik dan burak! mereka hanya melihat dari apa yang nampak! pemulung di anggap pekerjaan yang tidak pantas!

Padahal pekerjaan para elite pelitik negri ini saya kattakan "membunuh rakyat pelan-pelan", sungguh lebih hina jika di banding pekerjaan bapak guru kita ini.

Maju terus pak guru, yang jadi pertanyaan adakah para elite yang peduli akan nasibmu jika bapak tidak memulung

Jawabannya sangat jelas "Tidak Ada!!"

depaL"siD said...

Salam kenal!!

omdimas said...

Ini kisah nyata atau fiktif ? film yang membuat hati banyak orang tersentuh.

Good Job !

Ralf Dudat said...

The schoolmaster/garbage collector reminds me of my own work which sees me wearing nice clothes when promoting the Indonesian Film Festival and liaising with the media in Melbourne, and then donning rags and dirty overalls for my job as industrial chimney sweep.

Unknown said...

cukup menginspirasi http://www.initialDS.com